Pages

Subscribe:
SELAMAT MEMBACA SEMOGA BERMANFAAT:)

Saturday, November 2, 2013

Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar


Adapun tipe berkesulitan belajar spesifik dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Gangguan Perhatian (Attention Disorder)
Perhatian merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai prestasi belajar seseorang. Perhatian lebih merupakan suatu kemampuan untuk memilih dari sekian banyak dorongan (stimulus) yang dihadapi. Anak dengan gangguan perhatian akan merespon banyak dorongan, sehingga fokus perhatian anak selalu bergerak dari satu ke hal yang lainnya, dan tak dapat mempertahankan perhatiannya untuk waktu belajar yang cukup dan kurang dapat mengarahkan pada satu tujuan menghadapi sesuatu hal dalam hal ini pelajaran.

2. Gangguan Ingatan (Memory)

Gangguan perhatian merupakan suatu kesulitan dimana individu untuk mengingat kembali apa yang telah dilihat, didengar maupun yang telah dialaminya. Anak-anak dengan gangguan ingatan akan mengalami kesulitan dalam bidang akademik baik pada membaca, menulis maupun menghitung. 

3. Gangguan Sensory-motor dan Perseptual
Gangguan perkembangan motorik pada anak-anak sering memperlihatkan adanya gangguan koordinasi gerak baik motorik halus (fine motorik) maupun motorik kasar (gross motorik), adanya gerak motorik yang berlebih (overflow movement), maupun adanya gangguan dalam penghayatan/kesadaran tubuh. Gangguan perkembangan motorik tersebut sering mudah dikenali pada saat melakukan kegiatan berolahraga, menari maupun waktu belajar menulis.
Ada bentuk gangguan yang dikenal dengan perseptualmotor, yaitu adanya gangguan dari berbagai saluran persepsi dengan aktivitas motorik. Pada gangguan perseptual yang perlu disadari adalah adanya sistem perseptual bermuatan lebih yaitu dengan adanya informasi yang masuk melalui saluran persepsi tertentu akan terganggu oleh adanya informasi lain yang tersalurkan melalui saluran persepsi yang lain, hal ini terlihat jelas pada anak yang mengalami gangguan konsentrasi. Ada satu lagi sifat yang menghindari over loading yaitu anak hanya memperlihatkan satu stimulasi saja melalui satu saluran persepsi dan mengabaikan stimulasi dari saluran lain.

4. Gangguan Berfikit (Thinking Disorder)
Gangguan berfikir merupakan kesulitan dalam proses kognisi, mengenai pemecahan masalah, pembentukan konsep dan penggabungan. Pemecahan masalah, suatu perilaku yang membantu seseorang untuk merespon atau melakukan penyesuaian perilaku dengan situasi yang baru, yang memerlukan analisis dan sintesis terhadap informasi. Pembentukan konsep, merupakan suatu kemampuan untuk mengklasifikasikan peristiwa ataupun informasi yang diperoleh baik berupa fakta (nyata) maupun abstrak. Gangguan berfikir atau kognisi sangat berkaitan erat dengan adanya gangguan berbahasa lisan hal ini dapat dilihat pada percobaan Kirk (1989) dengan menggunakan ITPA terhadap sejumlah anak yang mengalami gangguan bahasa.

5. Hiperaktivitas 
Dengan adanya disfungsi pada susunan syaraf pusatnya, maka ada kemungkinan anak-anak mengalami hiperaktif neurologik, yang mana dimanifestasikan dengan sulit konsentrasi banyak bergerak dan tidak terkontrol.

6. Kesulitan Belajar Membaca
Kesulitan belajar membaca merupakan bagian dari kesulitan belajar akademik, kesulitan ini juga dikenal dengan disleksia. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi, sehingga apabila anak mengalami kesulitan dalam membaca maka akan dipastikan hampir semua mata pelajaran akan memperoleh prestasi belajar yang jelek. Sedangkan bentuk-bentuk kesulitannya biasanya adalah adanya omisi, substitusi, distorsi maupun loncat/skip dalam membaca yaitu ada sebagian bacaan baik huruf, suku-kata, kata, ataupun frase yang diloncati seakan-akan tidak terlihat.

7. Kesulitan Belajar Menulis
Menulis bukan hanya menyalin tetapi disini meliputi mengekspresikan pikiran dan perasan melalui tulisan. Kemampuan menulis sangat dibutuhkan untuk keperluan mencatat maupun mengerjakan tugas-tugas sekolah. Pada gangguan menulis ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu motorik, perilaku, persepsi, memori, dominansi cerebral, kemampuan memahami instruksi. 
Anak yang mengalami gangguan motorik atau belum matangnya motorik akan mengalami kesulitan berupa tulisan tidak jelas, terlalu keras dalam menekan alat tulis, tulisan teputus-putus, tulisan naik-turun tidak lurus mengikuti garis. Untuk yang mengalami gangguan persepsi visual akan kesulitan dalam membedakan lambang-lambang huruf yang berpola sama, sedangkan yang mengalami gangguan persepsi auditoris akan mengalami kesulitan dalam menulis yang diucapkan oleh guru. Gangguan memori akan menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam menulis karena sering lupa apa yang akan ditulis. 
Gangguan cross modal akan mengalami kesulitan dalam mentransfer dari sensorik. Pemotorik yang digunakan untuk menulis, gangguan ini juga dapat menyebabkan anak kesulitan dalam koordinasi mata dan tangannya. Untuk dominansi serebral kanan akan terlihat anak menggunakan tangan kirinya (kidal) sehingga mengalami kesulitan dalam menerima kaidah-kaidah menulis normal dan tulisannya biasanya akan terbalik-balik. Gangguan kemampuan memahami instruksi akan mengakibatkan anak mengalami kesulitan atau sering membuat kesalahan dalam menulis.

8. Kesulitan Belajar Matematika
Kesulitan belajar matematika juga dikenal dengan istilah diskalkulia, yang menggambarkan adanya gangguan pada susunan syaraf pusat.



Sumber: Purwanto, Heri.1998. Ortopedagogik Umum. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Yogyakarta

0 comments:

Post a Comment